Kapal SS Maheno
SS Maheno merupakan kapal yang dibuat pada tahun 1905. Kapal ini adalah kapal uap turbin yang digerakkan pertama kalinya di dunia. Kemudian setelah mengarungi kawasan Sydney dan Auckland, kapal ini akhirnya menjadi kapal rumah sakit di Eropa selama Perang Dunia (PD) I.
Kemudian, pada tahun 1935 kapal ini dijual ke Jepang. Sementara, di perjalanan menuju Jepang, ternyata kapal ini terkena badai yang cukup parah. Upaya untuk memasang kanel penyeret sebagai penahan kapal dari hantaman badai pun gagal. Dengan delapan awak yang ada di dalam kapal, kapal ini pun menghilang akibat hantaman badai besar.
Tiga hari setelah peristiwa tersebut kapal baru ditemukan, ternyata kapal tersebut sudah terdampar di lepas pantai Pulau Fraser. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut namun usaha untuk menarik kapal tak pernah dilakukan sehingga diputuskan untuk dijual. Tak pernah ada pembeli yang berminat membeli kapal tersebut.
Sejak itu kapal dibiarkan hancur secara perlahan dan berkarat dimana-mana. Meski demikian, kapal kini menjadi landmark yang cukup terkenal bagi wisatawan di Australia maupun wisatawan asing yang kebetulan datang di pulau tersebut.
Sebelum bernama Dimitrios, kapal ini bernama Klintholm, sebuah kapal kecil berukuran 67 meter yang biasa mengangkut muatan seperti kargo dan dibuat pada 1950. Kapal ini telah terdampar di Pantai Valtaki, sebuah prefektur di kawasan Laconia, Yunani, sejak 23 Desember 1981.
Ada banyak rumor tentang asal kapal dan bagaimana kapal tersebut bisa terdampar di pantai. Banyak yang mengatakan bahwa kapal tersebut sebelum karam digunakan untuk menyelundupkan rokok dari Turki menuju Italia. Kemudian, kapal tersebut disita oleh otoritas Pelabuhan Gythio yang dengan sengaja dilepaskan begitu saja dari pelabuhan kemudian diseret menuju Pantai Valtaki, sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Gythio.
Untuk menyembunyikan bukti selundupan dan menghilangkan jejak, kapal akhirnya dibakar. Akan tetapi, ada fakta lain yang menyebutkan bahwa kapal harus berlabuh ke Pelabuhan Gythio dikarenakan kapten kapal ini mengalami sakit yang cukup serius dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Setelah mengetahui bahwa kapal ternyata membawa barang selundupan, semua kru dipecat dan kapal dibiarkan merapat di pelabuhan sebelum akhirnya dibakar dan dibiarkan karam di pinggir Pantai Valtaki hingga kini.
Olympic atau Olympia adalah kapal komersial mewah yang kini berada di tepian darat dekat Kota Katapola, Pulau Amorgos, Yunani. Kapal ini karam di pinggir laut dikarenakan ulah para pembajak yang membajak kapal dan meninggalkannya pada tahun 1979.
Bangkai kapal ini sempat masuk ke dalam film The Big Blue dimana ada adegan kapal tersebut. Hingga kini, kapal dibiarkan berada di teluk setelah dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha penarikan kapal oleh perusahaan kapal tersebut selama ini.
Akibatnya, kapal saat ini justru menjadi landmark di Pulau Amargos yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi dan melihat kapal yang sempat masuk dalam adegan film tersebut. Karena kapal karam ini pula membuat pulau Amargos semakin terkenal di mata dunia.
Sebelumnya, kapal ini bernama Fort Shevchenko. Kapal ini dibuat pada tahun 1952 dan sebagian besar hidup dari kapal ini biasa melayani Angkatan Laut Soviet. Sampai pada tahun 1999, kapal tersebut kemudian dijual dan berganti nama menjadi La Famille Express.
Keadaan kecelakaan tak diketahui secara jelas. Yang diketahui adalah kapal telah kandas selama badai Frances pada tahun 2004. Tak ada barang yang berhasil diselamatkan dari kapal ini karena semua isinya telah dijarah oleh penduduk setempat.
Meski telah kandas dan karam di lepas perairan selatan Provo, Kepulauan Turks dan Caicos, Laut Karibia, kapal ini cukup populer di kalangan wisatawan. Bahkan, kapal ini menjadi landmark bagi penduduk lokal di kawasan tersebut.
The Captayannis merupakan sebuah kapal pengangkut gula asal Yunani yang karam di Sungai Clyde, Skotlandia pada tahun 1974. kapal ini rusak dan karam akibat bertabrakan dengan kapal tanker BP ketika badai yang menerjang perairan pantai barat. Tanker mengalami kerusakan cukup serius, namun rantai jangkar dari kapal ini justru mengenai kapal Captayannis sehingga banyak air yang masuk ke dalam kapal.
Kemudian kapten kapal mengarahkan kapal ke perairan dangkal agar kapal tidak karam di dasar lautan sehingga menyebabkan orang kesulitan untuk mengevakuasinya. Keesokan harinya, kapal ini sudah dalam keadaan miring hingga kini. Semua isi dari kapal yang memuat berbagai logam berharga pun telah habis dijarah oleh penduduk lokal.
Hal itu terjadi karena kapal tak pernah dievakuasi oleh siapapun. Memungkinkan untuk penduduk lokal memasuki kapal dan menjarah sebagian besar isinya. Kini, selain menjadi habitat kehidupan laut seperti burung, kapal ini tak lain menjadi objek fotografi bagi para pelancong yang kebetulan datang untuk melihat kapal yang telah berkarat tersebut.
ADS HERE !!!